Sejarah Universitas Gadjah Mada: Dari Awal Berdiri Hingga Saat Ini – Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah salah satu universitas tertua dan ternama di Indonesia yang menjadi simbol kebangkitan pendidikan bangsa sejak awal kemerdekaan. UGM tak hanya menjadi pusat pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, tetapi juga pionir pembentukan karakter, nilai kebangsaan, dan inovasi di tanah air.
Bagaimana perjalanan lahirnya UGM, siapa saja tokoh pendiri di baliknya, dan bagaimana perkembangan UGM menjadi institusi pendidikan kelas dunia? Simak uraian lengkap berikut ini.
Baca Juga Profil Akademik UGM: Program Studi, Fakultas, dan Akreditasi
Awal Berdirinya: Jawaban atas Tantangan Zaman
Sejarah UGM diawali dari situasi Indonesia yang baru saja merdeka dan membutuhkan tenaga ahli, pemimpin masa depan, serta pusat pengembangan ilmu yang mampu menggerakkan pembangunan. Pada masa itu, Belanda masih ingin menguasai berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan tinggi. Banyak universitas di bawah kendali kolonial, dan pemerintah Indonesia merasa perlu mendirikan universitas nasional yang mandiri.
Pada tanggal 19 Desember 1949, Universitas Gadjah Mada resmi didirikan di Yogyakarta. Penetapan tanggal ini bertepatan dengan peringatan agresi militer Belanda ke-2. Nama “Gadjah Mada” diambil dari nama Mahapatih Gajah Mada, tokoh besar dari Kerajaan Majapahit yang dikenal sebagai pengikat nusantara, melambangkan semangat persatuan dan cita-cita kejayaan bangsa.
Baca Juga Mengenal Program Studi Paling Favorit di UGM
Tokoh Pendiri dan Perintis UGM
Beberapa tokoh yang berperan penting dalam pendirian UGM antara lain:
- Prof. Dr. Sardjito: Rektor pertama UGM, pejuang pendidikan dan kesehatan nasional.
- Prof. Drs. Soeroso: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, penggagas penyatuan beberapa sekolah tinggi di Yogyakarta menjadi universitas negeri.
- Dr. Moh. Hatta dan Ir. Soekarno: Tokoh nasional yang mendukung lahirnya universitas ini sebagai pencetak kader bangsa.
UGM berdiri dengan membawa semangat “universitas kerakyatan”, artinya universitas ini terbuka untuk seluruh anak bangsa dari berbagai latar belakang tanpa diskriminasi status sosial, ekonomi, atau agama.
Baca Juga Sejarah Universitas Gadjah Mada: Dari Awal Berdiri Hingga Saat Ini
Penyatuan Berbagai Sekolah Tinggi
Pada awal berdirinya, UGM merupakan gabungan dari beberapa sekolah tinggi yang telah eksis:
- Sekolah Tinggi Kedokteran
- Sekolah Tinggi Hukum
- Sekolah Tinggi Teknik
- Akademi Ilmu Politik
- Balai Pendidikan Guru
- Penggabungan ini menghasilkan lima fakultas awal, yaitu:
- Fakultas Kedokteran
- Fakultas Hukum
- Fakultas Teknik
- Fakultas Sastra dan Filsafat
- Fakultas Pertanian
Gedung pertama UGM terletak di kompleks Sekolah Tinggi Kedokteran di Klitren, sebelum akhirnya pada tahun 1951 pusat kampus pindah ke Bulaksumur, Sleman.
Baca Juga UGM di Mata Mahasiswa Baru: Panduan Adaptasi dan Bertahan di Tahun Awal
Perkembangan UGM dari Masa ke Masa
1950–1970: Masa Konsolidasi dan Perluasan
Pada dekade ini, UGM menambah beberapa fakultas baru, di antaranya Fakultas Ekonomi (1955), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, serta Fakultas Geografi. UGM tumbuh menjadi universitas terbesar di Indonesia, baik dari sisi jumlah mahasiswa maupun kelengkapan bidang ilmu.
Di masa ini juga, UGM mulai banyak melahirkan tokoh nasional, seperti Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo dan Prof. Dr. Notonagoro.
1970–1990: Modernisasi dan Peran Strategis Nasional
UGM dikenal aktif sebagai pusat riset dan inovasi yang mendukung pembangunan nasional. Ragam program studi baru dan pusat penelitian mulai dibangun, serta jejaring dengan institusi nasional dan internasional semakin diperkuat.
UGM juga mulai dikenal sebagai “kampus kerakyatan”, di mana mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia tumbuh bersama dalam suasana plural dan egaliter.
1990–2000: Internasionalisasi dan Reformasi
Memasuki era globalisasi, UGM banyak melakukan pembaruan di bidang kurikulum, teknologi pembelajaran, serta sistem manajemen kampus. Kolaborasi dengan universitas luar negeri diperkuat, program pertukaran mahasiswa mulai digalakkan, dan UGM aktif mengirimkan mahasiswanya ke forum internasional.
UGM juga berperan dalam gerakan reformasi 1998, dengan banyak mahasiswa dan dosen menjadi bagian dari perubahan sosial-politik Indonesia.
UGM semakin memperkokoh diri sebagai universitas riset kelas dunia.
Hingga kini, UGM memiliki 18 fakultas, dua sekolah (Sekolah Vokasi dan Sekolah Pascasarjana), lebih dari 200 program studi, serta ratusan pusat riset dan laboratorium. Mahasiswa aktif UGM mencapai lebih dari 55.000 orang dari seluruh Indonesia dan puluhan negara.
UGM konsisten masuk peringkat tiga besar universitas terbaik Indonesia versi QS World University Rankings dan Times Higher Education. Banyak dosen dan mahasiswa yang menorehkan prestasi dunia, serta alumni UGM yang berkiprah sebagai pemimpin, profesional, dan pengusaha nasional-internasional.
Baca Juga Gambaran Lengkap Sistem Perkuliahan di UGM
Inovasi dan Pengabdian UGM
Sebagai universitas kerakyatan, UGM sangat dikenal dengan program pengabdian masyarakat, misalnya:
Kuliah Kerja Nyata (KKN): Mahasiswa diterjunkan ke desa-desa untuk memecahkan masalah nyata di masyarakat.
Riset Unggulan: Vaksin, teknologi tepat guna, pertanian presisi, hingga aplikasi digital sosial.
Program beasiswa dan afirmasi: Membuka akses pendidikan bagi putra-putri daerah tertinggal, korban bencana, dan kelompok rentan.
Baca Juga Komunitas Mahasiswa dan UKM UGM: Pilihan, Benefit, dan Cara Bergabung
UGM di Masa Kini
Kini, UGM menjadi simbol pendidikan unggul yang menjunjung nilai kebangsaan, identitas Indonesia, dan daya saing global. Setiap tahun, ribuan mahasiswa baru bergabung menjadi keluarga besar UGM, meniti perjalanan ilmu, prestasi, serta membangun jejaring yang luas.
Kampus Bulaksumur yang hijau dan asri menjadi rumah bagi mimpi-mimpi besar generasi muda, dengan dukungan fasilitas modern, program studi unggulan, dan lingkungan akademik yang plural.
Penutup
Sejarah Universitas Gadjah Mada adalah sejarah tentang harapan, perjuangan, dan inovasi bangsa. Dari masa awal kemerdekaan hingga era digital, UGM terus beradaptasi, menginspirasi, dan memimpin perubahan. Bagi siapa pun yang ingin menorehkan jejak prestasi serta berkontribusi untuk negeri, UGM adalah tempat terbaik untuk berproses dan menggapai masa depan.